Rabu, 28 Januari 2015

Pemilihan Material dan Diameter Pipa



Perancangan pipa melibatkan pemilihan diameter pipa, ketebalan dan material yang digunakan. Diameter pipa yang dipilih sebaiknya didasarkan pada pertimbangan kapasitas aliran yang diinginkan untuk mengangkut hasil produksi fluida dari sumur-sumur minyak atau gas. Hal ini membutuhkan suatu analisis menyeluruh dengan asumsi untuk keadaan kondisi operasi terburuk sepanjang masa layan dari pipa yang direncanakan. Setelah itu, desain dilanjutkan untuk memilih jenis bahan pipa yang akan dipakai, apakah akan menggunakan pipa dari baja, komposit, atau jenis fleksibel yang kemudian membuat keputusan detail mengenai komposisi dan spesifikasi dari material yang digunakan. Pertimbangan pemilihan material pipa harus didasarkan pada jenis fluida yang akan ditransportasikan, beban, temperatur, dan mode kerusakan yang mungkin selama proses instalasi dan operasi. Pemilihan material pipa harus dicocokan dengan semua komponen dalam sistem pipa bawah laut.

Pipa yang dipilih harus memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut:
• Sifat mekanik bahan.
• Kekakuan material.
• Ketahanan terhadap retak/fraktur.
• Ketahanan terhadap fatigue.
• Weldability.
• Ketahanan terhadap korosi.

Sifat dari karakteristik material pipa ini nantinya akan digunakan dalam menghitung ketahanan pipa yang akan didesain. Dalam DNV 2007 nilai dari faktor kekuatan material (material strength factor) dapat dilihat pada Tabel 1, nilai dari faktor daya tahan material (material resistance factor) dapat dilihat pada Tabel 2, sedangkan nilai dari karakteristik properti material dirumuskan seperti pada Tabel 3.

Selain itu, pada proses fabrikasi pipa terdapat adanya perubahan suhu, perubahan suhu ini nantinya akan memberikan perbedaan antara tekanan dan tegangan, yang dikenal dengan nilai dari faktor fabrikasi (fab), biasanya nilai faktor fabrikasi diberikan, namun jika faktor tersebut tidak diketahui maka nilainya diberikan seperti dalam Tabel 4.
Tabel 1. Faktor kekuatan material

Tabel 2. Faktor daya tahan material

Tabel 3. Faktor Maksimum Fabrikasi

Tabel 4. Nilai karakteristik properti material 


dimana:
fytemp = pengurangan nilai yield stress akibat temperature
futemp = pengurangan nilai tensile stress akibat temperature
Seamless = jenis pipa tanpa las
SLS = Serviceability Limit State
ULS = Ultimate Limit State
FLS = Fatigue Limit State
ALS = Accidental Limit State
UO = proses fabrikasi pipa dari pipa yang dilas
UOE = proses fabikasi pipa dari pipa yang dilas dan dimuaikan
RB = Three Roll Bending
SMYS = Specified Minimum Yield Strength
SMTS = Specified Minimum Tensile Strength


Perbedaan kelas material pada pipa mengacu pada sifat material dalam kondisi temperatur kamar. Temperatur berpengaruh terhadap sifat material, apabila tidak ada informasi mengenai pengaruh temperatur tehadap sifat material maka dapat digunakan grafik seperti yang dapat dilihat pada Gambar 1 untuk menentukan penurunan tegangan akibat temperatur.
 
Gambar 1. Grafik temperature vs stress derating


Mpa) untuk pipa dengan tekanan tinggi atau pipa untuk perairan dalam sedangkan untuk perairan dangkal yang memiliki tekanan rendah digunakan pipa dengan material grade X-42, X-52 atau X-56. Sedangkan jenis pipa sendiri dapat dibagi menjadi empat jenis yaitu Seamless, Submerged Arc Welded (SAW), Electric Resistance Welded (ERW), dan Spiral Weld.

Dari keempat jenis pipa diatas jenis Seamless dan SAW adalah yang sering digunakan dibandingkan jenis lainya. Tabel 5 menyajikan grade material berdasarkan American Petroleum Institute (API).

Tabel 5. Grade material berdasarkan API


Daftar Pustaka : http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/629/jbptitbpp-gdl-ratnapuspi-31432-3-2008ta-2.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar