Perancangan pipa melibatkan pemilihan diameter pipa,
ketebalan dan material yang digunakan. Diameter pipa yang dipilih sebaiknya
didasarkan pada pertimbangan kapasitas aliran yang diinginkan untuk mengangkut
hasil produksi fluida dari sumur-sumur minyak atau gas. Hal ini membutuhkan
suatu analisis menyeluruh dengan asumsi untuk keadaan kondisi operasi terburuk
sepanjang masa layan dari pipa yang direncanakan. Setelah itu, desain
dilanjutkan untuk memilih jenis bahan pipa yang akan dipakai, apakah akan
menggunakan pipa dari baja, komposit, atau jenis fleksibel yang kemudian
membuat keputusan detail mengenai komposisi dan spesifikasi dari material yang
digunakan. Pertimbangan pemilihan material pipa harus didasarkan pada jenis fluida
yang akan ditransportasikan, beban, temperatur, dan mode kerusakan yang mungkin
selama proses instalasi dan operasi. Pemilihan material pipa harus dicocokan dengan
semua komponen dalam sistem pipa bawah laut.
Pipa yang dipilih harus memenuhi beberapa kriteria sebagai
berikut:
• Sifat mekanik bahan.
• Kekakuan material.
• Ketahanan terhadap retak/fraktur.
• Ketahanan terhadap fatigue.
• Weldability.
• Ketahanan terhadap korosi.
Sifat dari karakteristik material pipa ini nantinya akan
digunakan dalam menghitung ketahanan pipa yang akan didesain. Dalam DNV 2007
nilai dari faktor kekuatan material (material strength factor) dapat dilihat
pada Tabel 1, nilai dari faktor daya tahan material (material resistance
factor) dapat dilihat pada Tabel 2, sedangkan nilai dari karakteristik properti
material dirumuskan seperti pada Tabel 3.
Selain itu, pada proses fabrikasi pipa terdapat adanya
perubahan suhu, perubahan suhu ini nantinya akan memberikan perbedaan antara
tekanan dan tegangan, yang dikenal dengan nilai dari faktor fabrikasi (fab),
biasanya nilai faktor fabrikasi diberikan, namun jika faktor tersebut tidak
diketahui maka nilainya diberikan seperti dalam Tabel 4.
Tabel 1. Faktor kekuatan material |
Tabel 2. Faktor daya tahan material |
Tabel 3. Faktor Maksimum Fabrikasi |
Tabel 4. Nilai karakteristik properti material |
dimana:
fytemp = pengurangan nilai yield stress akibat temperature
futemp = pengurangan nilai tensile stress akibat temperature
Seamless = jenis pipa tanpa las
SLS = Serviceability Limit State
ULS = Ultimate Limit State
FLS = Fatigue Limit State
ALS = Accidental Limit State
UO = proses fabrikasi pipa dari pipa yang dilas
UOE = proses fabikasi pipa dari pipa yang dilas dan
dimuaikan
RB = Three Roll Bending
SMYS = Specified Minimum Yield Strength
SMTS = Specified Minimum Tensile Strength
Perbedaan kelas material pada pipa mengacu pada sifat
material dalam kondisi temperatur kamar. Temperatur berpengaruh terhadap sifat
material, apabila tidak ada informasi mengenai pengaruh temperatur tehadap sifat
material maka dapat digunakan grafik seperti yang dapat dilihat pada Gambar 1
untuk menentukan penurunan tegangan akibat temperatur.
Gambar 1. Grafik temperature vs stress derating |
Mpa) untuk pipa dengan tekanan tinggi atau pipa untuk
perairan dalam sedangkan untuk perairan dangkal yang memiliki tekanan rendah
digunakan pipa dengan material grade X-42, X-52 atau X-56. Sedangkan jenis pipa
sendiri dapat dibagi menjadi empat jenis yaitu Seamless, Submerged Arc Welded
(SAW), Electric Resistance Welded (ERW), dan Spiral Weld.
Dari keempat jenis pipa diatas jenis Seamless dan SAW adalah
yang sering digunakan dibandingkan jenis lainya. Tabel 5 menyajikan grade
material berdasarkan American Petroleum Institute (API).
Tabel 5. Grade material berdasarkan API |
Daftar Pustaka : http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/629/jbptitbpp-gdl-ratnapuspi-31432-3-2008ta-2.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar