Kestabilan pipa di dasar laut, baik kestabilan dalam arah
vertikal maupun arah horizontal, sangat dipengaruhi oleh berat pipeline di dalam
air, gaya-gaya lingkungan yang bekerja, serta resistensi tanah di dasar laut.
Gaya-gaya lingkunganyang masuk ke dalam analisis kestabilan pipa terdiri dari
gaya-gaya hidrodinamika, seperti gaya seret, gaya inersia, dan gaya angkat. Sedangkan
resistensi tanah dasar laut merupakan gaya gesek yang terjadi antara pipa
dengan permukaan tanah dasar laut tersebut. Dengan memperhatikan faktor-faktor
di atas, saat melakukan analisis kestabilan pipa akan didapatkan nilai berat
pipa didalam air yang dibutuhkan agar dapat memenuhi kriteria stabilitas yang
telah ditentukan.
Secara konsepnya, gaya berat pipa yang tenggelam harus lebih
besar daripada gaya-gaya yang bekerja pada pipa. Ilustrasi gaya- gaya yang
bekerja pada pipa dapat dilihat pada Gambar 1
Gambar 1. Gaya yang bekerja pada bawah laut |
Berdasarkan DNV RP E305, agar pipa stabil secara vertikal
maka kriteria yang dipenuhi adalah sebagai berikut
Ws = berat pipa tenggelam.
Berat pipa tenggelam ditentukan dengan menggunakan rumus
Wst = berat pipa baja
Wcoat = berat lapisan anti korosi
Wtherm = berat lapisan thermal insulation
Wcon = berat lapisan beton
Wcont = berat konten dalam pipa
B = buoyancy
Sedangkan untuk stabilitas lateral, syarat yang harus dipenuhi
berdasarkan DNV RP E35 adalah
Ws = berat pipa tenggelam
Fw = faktor kalibrasi
μ = faktor friksi tanah
FL = gaya angkat,gaya hidrodinamik dalam arah vertikal, gaya
ini terjadi apabila terdapat konsentrasi
Streamline pada pipa
.
Gaya angkat ditentukan dengan rumus
CL = koefisien lift
U = kecepatan arus total
FD = gaya drag, gaya yang terjadi karena adanya gesekan antara
fluida dengan dinding pipa atau yang dikenal sebagai skin friction dan adanya vortex
yang terjadi di belakang pipa.
Gaya drag ditentukan dengan rumus
CD = koefisien drag
FI = gaya inersia, gaya dari massa fluida yang dipindahkan oleh
pipa, nilainya dipengaruhi oleh percepatan partikel air.
Gaya inersia ditentukan dengan rumus
A = luas penampang pipa
Ů = percepatan arus total
CM = koefisien added mass
Berdasarkan DNV RP F109 2010 On-botom Stability Design of
Submarine Pipeline, terdapat tiga jenis analisis yang digunakan dalam menganalisis
kestabilan lateral pipa bawah laut, yaitu analisis kestabilan lateral dinamik,
analisis kestabilan lateral umum dan analisis kestabilan statik lateral mutlak.
Daftar Pustaka :
http://www.ftsl.itb.ac.id/wp-content/uploads/2012/11/15508024-Jessica_Rikanti-T..pdf
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-30960-4308100055-paper.pdf
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15416-Paper-pdf.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar